Kamis, 02 Mei 2019

VULKANISME

C. VULKANISME DAN PENGARUHNYA  
TERHADAP KEHIDUPAN


  1.      Pengertian Vulkanisme

Vulkanisme berasal dari kata Vulkanus, dewa api bangsa Yunani yang konon tinggal di danau kawah Vulkano di Kepulauan Lipari, lepas pantai Italia. “Vulkanisme adalah berbagai fenomena/peristiwa yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan bumi” (Herlambang, 2014: 37).“Vulkanisme adalah proses alam yang berhubungan dengan kegiatan kegunungapian, mulai dari asal usul pembentukan magma di dalam bumi hingga kemunculannya di permukaan bumi dalam berbagai bentuk dan kegiatannya” (Buranda, 2012: 98).“Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang naik ke permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema” (Anonim: 2013). Jadi, dapat disimpulkan bahwa vulkanisme adalah semua peristiwa alam yang diakibatkan oleh adanya aktivitas magma yang naik ke permukaan bumi baik melalui lubang kepundan maupun melalui celah atau retakan kerak bumi.
Aktivitas magma yang bergerak menuju ke permukaan bumi terbagi menjadi dua, yaitu ada mangma yang sampai ke permukaan bumi dinamakan ekstrusi magma dan ada magma yang tidak mencapai permukaan bumi tetapi membeku di dalam litosfer dinamakan intrusi magma.

2.       Pengertian Intrusi dan Ekstrusi Magma
1) Intrusi Magma                             
Menurut Poetrafic, intrusi magma adalah menyusupnya magma dari dapur magma ke dalam lapisan kulit bumi (litosfer) yang berbentuk padat dan keras, akan tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Adapun jenis-jenis intrusi menurut Poetrafic (2010) sebagai berikut.


Gambar 1.  Bentukan hasil intrusi magma
(Rusdirahman, 2014)

1)        Batolit/ batholit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma (magma yang membeku di dalam dapur magma), sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat. Dengan kata lain, batolit adalah intrusi magma yang berada dekat dengan dapur magma. Batolit berbentuk seperti lensa cembung yang besar.
2)        Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung.  Permukaan  atas lakolit bentuknya tetap rata. Lakolit biasanya berada di atas sill.
3)        Sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan. Menyusupnya bisa horizontal dan vertikal. Sill biasanya terletak di bawah lapisan lakolit.
4)        Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder. Diatrema dimulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi. Bentuk ditrema seperti lubang kepundan, tempat keluarnya magma.
5)        Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih  atau lempeng. Perbedaan antara intrusi korok dengan sill adalah apabila sill batuan beku diantara dua lapisan batuan. Intrusi korok merupakan batuan beku yang terbentuk dari intrusi magma yang berbentuk pipih yang posisinya memotong antar lapisan batuan.
6)        Apofisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil. Apofisa dapat disebut juga sebagai percabangan magma yang ukurannya kecil atau sering disebut urat-urat magma. Apofisa berbentuk horizontal.

Gambar 2. Penampang gunung api

2)    Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar/sampai ke permukaan bumi. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya erupsi atau letusan gunung api. Ekstrusi magma  terjadi apabila tenaga gas dari dapur magma mampu mendobrak batuan penyusun kerak bumi. Biasanya setelah letusan akan meninggalkan lubang berbentuk mangkok di tempat keluarnya magma yang disebut kawah (crater). Ukurannya bermacam-macam dan dapat meluas karena tepinya mengalami longsor atau terkikis. Istilah kaldera digunakan untuk depresi yang luas di puncak gunung api, dikelilingi dinding terjal. Terbentuknya kaldera karena letusan hebat yang menghempaskan sebagian tubuh gunung api, dapur magma bagian atas kosong sehingga ambles membentuk depresi yang luas. Berikut adalah ilustrasi Pembentukan Kaldera Maninjau.

                  Gambar 3. Pembentukan kaldera Maninjau (Ermala: 2012)


Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, sebagai berikut 
a.  Ekstrusi/Erupsi linear



 Gambar  4.  Ekstrusi Linear (Katili: 1963)   

        Ekstrusi linier terjadi tidak melalui lubang kepundan gunung api. Jadi, ekstrusi linier terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi.Letusannya bersifat effusif.Lebih banyak magma yang sampai di permukaan bumi melalui retakan-retakan batuan dibanding melalui pipa kepunden gunung api. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, serta deretan gunung  api di Jawa Tengah dan  Timur.   

b.    Ekstrusi/Erupsi areal        
   Gambar 5. (Katili: 1963)
Ekstrusi areal terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu.Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.

 

c.       Ekstrusi/Erupsi sentral
Ekstrusi sentral terjadi karena magma keluar melalui pipa kepundan gunung api. Ekstrusi sentral membentuk gunung-gunung yang terpisah.Tidak seperti erupsi celah yang berlangsung lama, erupsi puncak  berlangsung dalam  waktu   pendek.  Bila  magmanya  bersifat  asam, kadang-kadang pipa kepundan tersumbat oleh magma yang membeku.  Sumbat tersebut dikenal dengan nama sumbat lava (lava plug), menjadi penghalang keluarnya magma. Sering pula sumbat tersebut terlalu kuat sehingga magma mencari jalan lain, menerobos batuan yang lebih lemah dan terbentuklah kawah baru. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesuvius, dan lain-lain (Katili: 2013).

 

     Gambar 6. Ekstrusi/Erupsi sentral  (Katili: 1963)

 

Klasifikasi lain menurut Buranda (2012: 105) berdasarkan penyebab erupsi sebagai berikut.
a)    Erupsi Magmatik (Magmatik eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh dobrakan tekanan gas yang berasal dari dapur magma.
b)   Erupsi Hidro (Hidro eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh tekanan uap yang berasal dari pemanasan air di luar magma.
c)      Erupsi Preatik (Preatic Eruption) adalah erupsi yang dihasilkan oleh tekanan uap dari air tanah yang mengalami pemanasan magma.
d)        Erupsi Preato-magmatik (Preatomagmatik eruption) adalah gabungan erupsi magma dan erupsi preatik.

3.      Struktur Gunung api
Gunung merupakan suatu kenampakan alam yang terbentuk karena adanya aktivitas magma dalam perut bumi yang disebut aktivitas vulkanisme. Tidak semua kenampakan alam yang tinggi dapat disebut sebagai gunung. Berikut perbedaan anatara gunung dan bukit berdasarkan ketinggiannya:
a.    300 m : Gunung
b.    50-300 m : Bukit
c.    10-50 m : Bukit Kecil
d.   <50 m : Dataran (Berombak, & Bergelombang)
Di Indonesia sendiri terdapat ± 500 gunung berapi dan 13% diantaranya merupakan gunung yang masih aktif. Gunung-gunung ini terbentuk memanjang di sepanjang jalur tektonik mulai dari Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara-Halmahera. Oleh sebab itu, Indonesia sering dijuluki sebagai Ring Of  Fire. Gunung api memiliki struktur sebagai berikut:
  1. Main Vent
Merupakan tempat yang diterobos oleh batuan cair dari magma chamber ke permukaan. Ini seperti pipa dimana lava dapat mengalir. Terkadang main vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan dari bentukan secondary cone atau fumarole. Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan fragmen batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui crater. Ketika letusan berhenti, lava dapat turun kembali ke pipa atau membentuk danau lava di dalam crater.
  1. Lava Flow
Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent (magma). Lava berwarna merah panas saat keluar dari vent, tetapi secara cepat berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya. Lava yang sangat panas mengandung gas yang terdiri dari besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir seperti tar panas. Sedangkan yang agak dingin, mengandung silicon, sodium dan potassium yang berupa cairan dan mengalir seperti madu yang kental.
  1. Strata lava dan Abu
Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi ketika lava dan abu dari gunungapi aktif terlempar keluar. Abu berisikan fragmen kecil batuan, beberapa sama baiknya dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan tangan. Abu gunungapi biasanya keluar dari gung berapi sebelum lava. Abu yang mengendap ke bawah dan membentuk kumpulan di pinggir yang curam.
  1. Secondary Cone
Merupakan kerucut yang baru terbentuk pada gunungapi, ketika saluran utama membentuk cabang. Lapisan batuan and abu yang membentuk gunung berapi sering retak dan terlemahkan oleh ledakan yang terjadi selama letusan gunung berapi. Jika retakan ini membentuk garis/jalur dari main vent ke permukaan, magma mampu bergerak ke saluran baru dan mencapai permukaan. Karena letusan, abu dan lava menyebar ke udara seperti air mancur.
5          5. Magma chamber
Magma chamber atau dapur magma merupakan daerah sebagai tempat induk magma berada. Ukuran magma chamber baik yang berhubungan langsung dengan gunungapi ataupun yang terpisah hanya berupa tubuh magma dapat mencapai ratusan ribu kilometer kubik. Pembentukan magma chamber primer pada kerak sangat dipengaruhi oleh ukuran, pola dan kecepatan gerak rekahan,disamping macam batuan dan ketebalan kerak bumi. Titik potong dua rekahan akan mempermudah jalannya magma, sedangkan jalur gerus akan memperlambat pergerakannya karena selain sifat bidang rekahan yang rapat, juga adanya milonit.
6           6. Fumarole
Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan gas dapat keluar. Magma di bawah permukaan memanaskan air sampai titik dimana air berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari batuan di sekitarnya. Ketika gas mencapai permukaan maka gas tersebut panas dan bertekanan rendah. Gas ini mendingin dan mngembang, mengendapkan mineral yang terlarut di sekitar saluran.
7           7. Crater
Crater gunung api merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan gunung api karena   kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas saluran. Kawah dibentuk dari       lava, gas, dan debu yang meledak kea rah aras dari main vent. Material jatuh kembali ke bumi   di sekitar saluran dan secara perlahan menumpuk membentuk ring di sekitarnya. Di dalam  kawah selalu tetap bersih disebabkan adanya gaya gerakan ke atas material yang secara  konstan memindahkan runtuhan yang jatuh. 

 

          
                                                Gambar 7 Struktur Gunung Berapi


4.   Jenis-jenis Gunung Api
Jenis-jenis gunung api yang ada didunia terdiri dari berbagai macam bentuk. Menurut Katili (2012: 100). Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada tiga macam sebagai berikut:
1.    Gunung Api Kerucut/Strato

                               
Gambar 8.  Gunung api kerucut/strato (Katili: 1963)

 

Gunung api ini bentuknya seperti kerucut, makin runcing ke puncak. Gunung api kerucut memuntahkan bahan-bahan padat karena magmanya asam, sehingga jatuh ke permukaan bumi akan diendapkan berbentuk kerucut dengan kemiringan sekitar 10-35 derajat. Selain bahan padat materi yang dikeluarkannya, ada lava cair maka bentuknya berlapis-lapis, bergantian bahan padat dan lava. Gunung api ini disebut gunung api strato. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain. Menurut Herlambang (2014:38) Karakteristik gunung api strato:
a)    Strato muda:
1) Kerucut gunung api mempunyai: lereng curam, bongkah/blok baru, material piroklastik kubah lava, crater (kawah).
2)    Lereng atas gunung api mempunyai: lereng curam, efflata kasar bercampur dengan aliran lava, sumber lahar bagi gunung api aktif, longsoran dan erosi rendah.
3)     Lereng tengah gunung api mempunyai: lereng landai, aliran lahar bercampur dengan aliran lava dan endapan lahar.
4)     Lereng bawah gunung api (kaki) mempunyai: lereng landai, fluvio vulkanik, lapisan dengan blok besar terselang-seling dengan endapan aliran lava dan endapan abu.
5)   Dataran kaki gunung api mempunyai: lereng datar-landai dengan endapan fluvio vulkanik halus.
b)   Strato tua:
Pada stadia tua gunung api strato sangat terkikis/terbuka, kadang-kadang sulit dikenali bentuk asli badan vulkanosnya. Ciri-ciri yang dapat dikenali:
1)   Tingkat pengikisan lanjut sehingga terdapat lembah-lembah yang dalam dan tidak beraturan.
2)   Hasil pelapukan tebal tertimbun di lereng-lereng sebagai kerucut talus, kipas alluvial.
3)      Pola aliran rapat dan tidak seluruhnya radial.
4)      Batuan induk sulit diketahui di permukaan.

 

2.   Gunung Api Perisai (Tameng)


Gambar 9. Gunung api perisai (Katili: 1963)

Gunung api ini bentuknya seperti perisai/tameng, tingginya tidak seberapa dibanding diameter alasnya dan lerengnya landai. Dibentuk oleh letusan gunung api yang mengeluarkan lava yang mengalir karena magmanya basa sehingga setelah mencapai permukaan bumi mengalir ke segala arah membentuk lereng landai 2-10 derajat. Contoh gunung api perisai adalah gunung –gunung di kepulauan Hawaii seperti Mauna Loa, Mauna Kea, Kilauea.

 

3.    Gunung Api Maar (Ranu)


Gambar 10. Gunung api maar (Katili: 1963)

Gunung ini berbentuk lubang besar bekas letusan dahsyat pada masa silam. Semula magmanya sangat asam dengan tekanan gas sangat tinggi sehingga letusannya hebat, menghempaskan sebagian besar tubuh gunung api dan menyisakan lubang besar bekas letusan. Letusan bersifat eksplosif tetapi hanya terjadi satu kali, dan material yang keluar pada saat letusan terletk di pinggir kawah membentuk tanggul.maar. Contoh gunung api ini adalah Gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawahnya yang diberi nama danau Klakah.

 

    4.      Gunung Api Lava Pijar dan Abu
Gambar 11. Gunung Api Lava Pijar dan Abu (Katili : 1963)

Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan atau emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan sedang. Contohnya Gunung Paracutin di Meksiko. Keluarnya magma dari perut bumi menyebabkan berbagai kenampakan yang menakjubkan di permukaan bumi. Kenampakan ini disebut kenampakan vulkanik. Kenampakan vulkanik dibedakan menjadi dua seperti berikut.
a)    Kenampakan Vulkanik Ekstrusif
Kenampakan vulkanik ekstrusif di antaranya danau kaldera, sumbat lava, dan plato lava. Danau kaldera terjadi akibat letusan sangat dahsyat sehingga menyisakan lubang yang sangat besar. Lubang ini kemudian terisi air dan membentuk danau. Sumbat lava terjadi jika magma terdorong ke permukaan.Magma yang panas ini akhirnya mencuat ke permukaan dan menjadi dingin.Sumbat lava ini bisa sangat besar hingga menyerupai bukit. Plato lava terjadi jika magma yang keluar dari dalam Bumi sangat encer sehingga menyebar dan membentuk hamparan lava yang luas. Lava ini perlahan-lahan membeku hingga membentuk suatu daratan. Lama-kelamaan lava ini semakin tinggi hingga membentuk dataran tinggi dan luas yang disebut plato. Selain kenampakan vulkanik ekstrusif, ada beberapa kenampakan oleh kegiatan panas bumi (geothermal) yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu geyser, mata air panas, kolam lumpur, solfatar (embusan gas gunung berapi yang banyak mengandung belerang), dan fumarol (embusan gas gunung berapi berupa uap panas kering/dry steam atau uap panas yang mengandung air/wet steam).







a)    Kenampakan Vulkanik Intrusif
Kenampakan ini terbentuk ketika magma yang menyusup ke dalam batuan membeku sebelum mencapai permukaan Bumi.Kenampakan intrusif kadang kala terlihat di permukaankarena terjadi erosi batuan penutupnya.Contohnya batuan intrusif dapat dilihat di Pantai Parangkusumo, Daerah Istimewa Yogyakarta.Batuan ini menonjol ke permukaan sebagai batuan andesit.Beberapa bentuk vulkanik intrusif adalah batolit, lakolit, dan dike.
Kalangan Vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi kedalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarahl etusan/erupsinya.
1)   Gunungapi Tipe A :tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
2)   Gunungapi TipeB :sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan  solafar dan fumarola.
3)   Gunungapi Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

5.  Tipe Letusan Gunung Api
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan beberapa tipe yaitu sebagai berikut.
1.  Letusan Tipe Hawaii
Gambar 16. Letusan Tipe Hawaii (Katili: 1963)
Letusan tipe hawai terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke segala arah.Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawai. 

2.  Letusan Tipe Stromboli
Gambar 17. Letusan Tipe Stromboli (Katili: 1963)
Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunungapi bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).

3.      Letusan Tipe Vulkano
Gambar 18. Letusan Tipe Vulkano (Katili: 1963)
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava.Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.

4.      Letusan Tipe Merapi
\

                                      Gambar 19. Letusan Tipe Merapi (Katili: 1963)
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah.Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava.Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar.Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine.Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel.Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya. Contoh: gunung Merapi di Jawa Tengah.

5.      Letusan Tipe Perret atau Plinian
Gambar 20. Letusan Tipe Perret/Plinian (Katili: 1963)
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan.Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens 18 Mei 1980.


6.      Letusan Tipe Pelee




Gambar 21. Letusan Tipe Pelee (Katili : 1963)
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut akan meletus.Lava yang keluar bersifat kental. Contoh: gunung Pelee di Amerika Tengah.

7.      Letusan Tipe Sint Vincent
 Gambar 22.  Letusan Tipe Sint Vincent (Katili: 1963)
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902 (Geoenviron: 2012). 
Jika terjadi letusan gunung api, ada material yang dikeluarkan. Material tersebut dapat berwujud benda padat, cair, dan gas. Berikut penjelasannya.
1) Material Padat (Piroklastik/Efflata), terdiri atas:
a)         bom (batu-batu besar)
b)        terak (batu-batu yang tidak beraturan)
c)         bahan lapili, berupa kerikil
d)        pasir vulkanik
e)         debu/abu vulkanik
f)         batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
a)   efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.
b)        efflata autogen, berasal dari magma itu sendiri atau piroklastik.
2) Material Cair (effusifa), terdiri atas:
a)    Lava, yaitu magma yang meleleh di luar gunung api.
b) Lahar, yaitu magma yang telah bercampur dengan batu, pasir, tanah, dan air sehingga berbentuk aliran. Lahar terdiri darai lahar panas dan lahar dingin. 
- Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas yang mengalir. 
- Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun 2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran lahar dingin saat turun hujan.

 

3) Material Gas (Ekshalasi) terdiri atas:
       a)   solfatar, berbentuk gas belerang (H2S).                                                      
       b)    fumarol, berbentuk uap air (H2O).                                                                   
       c)   mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun. Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO2 yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk (Lutfiana: 2013).

6. Persebaran Gunung Api di Indonesia
                      Persebaran gunung api di Indonesia antara lain : 
a. Pulau Sumatera : 30 gunung api
b. Pulau Jawa : 35 gunung api
c. Pulau Bali dan Nusa Tenggara : 30 gunung api 
d. Pulau Sulawesi : 18 gunung api
e. Pulau Maluku : 16 gunung api

Gambar 23. Persebaran gunung api di Indonesia

 

7.      Gejala dan Dampak Letusan Gunung Api
Setiap gunung api yang akan meletus pasti akan memperlihatkan gejala-gejalanya, agar manusia berwaspada. Kemudian setelah gunung api tersebut meletus pasti akan memberikan dampak terhadap kehidupan manusia. Gejala yang muncul dalam letusan gunung api dibagi menjadi dua, yaitu gejala pravulkanik dan pascavulkanik. Berikut penjelasannya.
Gejala Pravulkanik, adalah tanda-tanda gunung api akan meletus. Berikut di antaranya : 
        a.   Suhu udara disekitar gunung naik secara mendadak.
        b.   Sumber air banyak yang mengering.
        c.   Sering terjadi getaran-getaran gempa lokal.
        d.   Pohon-pohon banyak yang meranggas dan mati.
        e.   Binatang-binatang liar banyak yang mengungsi ke tempat lain karena ekologinya terganggu.

Gejala Pascavulkanik, adalah gejala sesudah gunung api meletus. Berikut diantaranya:
a.      Terdapat gas belerang yang dinamakan solfatar. Contohnya di Gunung Welirang.
b.      Terdapat gas yang mengandung uap air yang disebut gas fumarol. Contohnya di Gunung Dieng (Jawa Tengah).
c.   Terdapat gas yang mengandung asam arang yang disebut mofet. Contohnya di Gunung Tangkuban Perahu dan Papandayan (Jawa Barat).
d.     Sumber air panas berasal dari air hujan yang meresap kedalam lapisan batuan yang masih panas. Kemudian keluar menjadi air panas. Sumber air panas yang memiliki kandungan belerang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit.
e.      Terdapat mata air yang mengandung mineral yang disebut makdani. Contohnya di Maribaya (Jawa Barat).
f.       Terdapat geyser. Geyser adalah air panas yang memancar dari dalam bumi secara periodik yang terbentuk dari air yang terdapat didalam batuan kemudian terpanaskan oleh gas panas yang berasal dari sirkulasi kepermukaan bumi sehingga terjadilah pemancaran air dengan suhu cukup tinggi. Contohnya di Pelabuhan Ratu (Heryanah: 2011).
            Setelah gunung api meletus, pasti akan menimbulkan dampak pada manusia, baik dampak  negatif maupun positif.
Dampak Negatif letusan gunung api sebagai berikut:
a)         Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari sulfur dioksida atau SO2, gas hidrogen sulfida atau H2S, nitrogen dioksida serta beberapa partikel debu yang berpotensi meracuni makhluk hidup di sekitarnya. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktivitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi. 
b)        Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar, bom, lapili, pasir vulkanik,  dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
c)         Lahar yang panas juga akan menyebabkan hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
d)    Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit, misalnya ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
e)       Gunung yang biasanya untuk tempat wisata, sementara ditutup karena terjadinya letusan gunung api. Seperti Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu potensi wisata terbaik.   
f)        Aliran lava pijar dapat membakar segala sesuatu yang dilaluinya.
g)         Abu vulkanik dapat merobohkan atap.
h)        Awan panas yang gerakannya sangat cepat mengancam keselamatan makhluk hidup.                   
                Dampak positif letusan gunung api sebagai berikut:
a)    Tanah yang dilalui oleh hasil vulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian, sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
b)   Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, yaitu penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis. Terdapat bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
c)    Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
d)   Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang baik bagi kesehatan kulit.yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara periodik.
e)    Muncul jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah yang disebut makdani.
f)    Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi karena gunung merupakan penangkap hujan terbaik (Wikipedia).
          g)   Menambah keindahan
Tidak dipungkiri lagi bahwa gunung merupakan objek keindahan alam yang diakui oleh manusia. Gunung sebagai objek wisata karena keindahannya. Banyak masyarakat yang gemar berlibur ke gunung. Selain ingin melihat keindahan alam, banyak orang yang ingin berolahraga dan melakukan hobi berupa pendakian gunung.
h)   Sebagai pembangkit listrik
Manfaat lain dari adanya aktivitas vulkanisme ini adalah sebagai pembangkit listrik. Bagaimana bisa? Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan panas bumi yang dapat kita temukan di sekitar gunung berapi. Panas bumi yang ada di sekitar gunung ini dapat kita manfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga panas bumi. Dengan demikian, listrik akan lebih mudah kita dapatkan dari sumber alami yang berada di sekitar kita sendiri. Seperti yang kita tahu bahwa listrik dibutuhkan oleh semua orang di dunia ini, sehingga hal ini sudah pasti memberikan manfaat bagi kehidupan di dunia.
 i)     Sebagai sanatorium, karena udara yang bersih dan segar. 

Untuk lebih memahami materi tentang vulkanisme, silakan simak tayangan video berikut :