PEMANFAATAN MULTIMEDIA
DALAM MENDUKUNG KUALITAS PEMBELAJARAN
A.
Pendahuluan
Pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja
untuk membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan terjadinya
perubahan tingkahlaku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi
pengetahuan, keterampilan dan norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan
perilaku siswa (Dros dalam Sumarno,
2011:1).Untuk mencapai tujuan pemebelajaran tersebut, perlu adanya inovasi baru
dalam penyampaian pembelajaran tersebut. Asyhar (2011:27) menyatakan bahwa
proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pebelajar (guru) dan
pembelajar (siswa).Sebagai sebuah proses
komunikasi, pembelajaran seringkali dihadapkan pada berbagai hambatan.
Dalam
pembelajaran pesan-pesan komunikasi seperti verbal dan buku cetak menjadi alat
utama untuk menyampaikan ide-ide atau konsep kepada peserta didik. Pesan verbal
dalam pembelajaran memang mampu menjadi alat berkomunikasi yang sangat praktis
pada manusia. Akan tetapi pesan verbal saja memiliki keterbatasan seperti
adanya rasa bosan, dan kurang tertangkapnya konsep dengan jelas. Salah satu
cara agar pesan dapat tersampaikandengan jelas dan menarik yaitu dengan
menggunakan multimedia. Dengan menggunakan multimedia informasi dari
guru dapat tersampaikan dengan cara yang lebih bermakna kepada peserta
didik.
Terdapat
banyak teknologi yang tersedia untuk membuat program multimedia yang
inovatif dan interaktif. Program multimedia dapat meningkatkan kinerja peserta
didik,menyajikan pengetahuan mereka dalam berbagai cara, memecahkan masalah,
dan membangun pengetahuan. Pembelajaran berbasis multimedia didasarkan pada ide
bahwa pesan-pesan pembelajaran harus dirancang sejalan dengan bagaimana otak
manusia bekerja (Layla, 2012:1). Selanjutnya Asyhar (2011:28) menjelaskan
pentingnya peran media dalam pembelajaran mengharuskan para pendidik untuk
lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan
media. Media merupakan alat bantu mengajar,termasuk salah satu komponen
lingkungan belajar yang dirancang oleh pebelajar. Sebagai komponen dalam
sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus
memperhatikan karakteristik mengembangkan multimedia pembelajaran tersebut.
Kemajuan di bidang teknologi pendidikan (educational
technology),maupun teknologi pembelajaran (instructional technology) menuntut
digunakannya berbagai media pembelajaran (instructional media) serta
peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated). Boleh dikatakan bahwa
dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, di mana kegiatan
pembelajaran telah bergerak menuju dikuranginya sistem
penyampaian bahan pembelajaran secara konvensional yang lebih mengedepankan
metode ceramah, dan diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern
yang lebih mengedepankan peran pebelajar dan pemanfaatan teknologi multimedia.
Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
kompetensi-kompetensi yang terkait dengan keterampilan proses, peran media pembelajaran
menjadi semakin penting.
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu
dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu
pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik
aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
salah satu komponen pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa sehingga akan membantu keefektifan proses pembelajaran dalam penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan memadatkan informasi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
penggunaan media pembelajaran erat kaitannya dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perkembangan IPTEK semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah sistem
percetakan yang bekerja atas dasar fisik mekanik. Kemudian lahir teknologi
audio visual yang menggabungkan penemuan mekanik dan elektronik untuk tujuan
pembelajaran. Selain teknologi media audio visual masih ada lagi teknologi
multimedia yang sering kali digunakan dalam pembelajaran. Lahirnya teknologi
multimedia adalah hasil dari perpaduan kemajuan teknologi elektronik, teknik computer,
dan perangkat lunak. Kemampuan penyimpanan dan pengolahan gambar digital dalam
belasan juta warna dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video
dalam bentuk digital.
Multimedia merupakan konsep dan teknologi dari
unsur-unsur gambar, suara, animasi serta video disatukan did alam komputer
untuk disimpan, diproses, dan disajikan guna membentuk interaktif yang sangat
inovatif antara komputer dengan user. Dengan banyaknya variasi media
pembelajaran ini, perlu kita ketahui bahwa tidak ada satu media pun yang paling
baik. Setiap media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena
itu penting bagi guru untuk memahami setiap media pembelajaran, mulai dari
karakteristik tiap-tiap media pembelajaran hingga faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan media pembelajaran tersebut.
B. Pengertian Multimedia
Pengertian Multimedia berasal dari
dua kata yaitu multi dan media,yang memiliki arti Multi berarti banyak
dan media berarti perantara. Dan jika digabungkan memilik pengertian gabungan lebih dari satu media dalam suatu
bentuk komunikasi. Multimedia adalah gabungan beberapa unsur yaitu teks,
grafik, suara, video dan animasi yang menghasilkan presentasi atau pertunjukan
yang menakjubkan. Multimedia pun memiliki komunikasi interaktif atau saling
keterikatan yang tinggi. Dan dalam dunia komputer multimedia dapat diartikan
sebagai informasi/info komputer yang dapat disajikan melalui audio/suara
atau video/gambar, teks/tulisan, grafik/tabel dan animasi/fiktif. Disini dapat diaplikasikan bahwa unsur
multimedia adalah suatu kombinasi data atau media untuk menyampaikan suatu
informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih menarik. Menurut Lancien
(1998:7), multimedia pada masa kini merujuk pada penggabungan dan
pengintegrasian media, seperti teks, animasi, grafik, suara, video kedalam
sistem komputer.
Multimedia
adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau Multimedia secara
umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar dan teks (McCormick
1996) atau Multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau
output dari data, media dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks,
grafik dan gambar (Turban dkk, 2002) atau multimedia merupakan alat yang dapat
menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks,
grafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan Linda, 2001). Multimedia
adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik,
audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link yang
memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan
berkomunikasi. Dalam definisi ini
terkandung empat komponen penting multimedia. Pertama, harus ada komputer yang
mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar. Kedua, harus ada link yang
menghubungkan pemakai dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang
membantu pemakai menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat,
multimedia menyediakan tempat kepada pemakai untuk mengumpulkan, memproses, dan
mengkomunikasikan informasi dengan ide. Jika salah satu komponen tidak ada,
bukan multimedia dalam arti luas namanya. Misalnya, jika tidak ada komputer
untuk berinteraksi, maka itu namanya media campuran, bukan multimedia. Kalau
tidak ada alat navigasi yang memungkinkan untuk memilih jalannya suatu tindakan
maka itu namanya film, bukan multimedia. Demikian juga kita tidak mempunyai
ruang untuk berkreasi dan menyumbangkan ide sendiri, maka nama televisi, bukan
multimedia. Dari beberapa definisi di atas, maka multimedia ada yang online
(Internet) dan multimedia ada yang offline (tradisional).”Jika dipersempit
dengan pengertian multimedia komputer maka multimedia diartikan sebagai sarana
atau piranti melalui lebih dari satu media yang berbasis komputer untuk
menyampaikan informasi.
Teknologi informasi banyak berperandalam
bidang-bidang antara lain :
a.bidang pendidikan
b.bidang ekonomi
c.bidang pemerintahan
Akhir-akhir ini konsep multimedia semakin
populer dengan munculnya monitor komputer bersolusi tinggi, teknologi video,
dan suara serta usaha peningkatan memproses komputer pribadi. Sebagai contoh
sekarang sudah terdapat komputer dekstop yang bisa merekam suara dan video,
memanipulasi suara serta gambar untuk mendapatkan efek khusus, memadukan dan
menghasilkan suara serta video, menghasilkan berbagai jenis grafik termasuk
animasi, dan mengintegrasikan semua ini kedalam satu bentuk multimedia.
Multimedia merupakan gabungan data, suara, video, audio, animasi, grafik, teks
dan bunyi-bunyian yang mana gabungan elemen-elemen tersebut mampu dipaparkan
melalui komputer. Menurut Gayeski, D.M. (1992) “Multimedia ialah satu sistem
hubungan komunikasi interaktif melalui komputer yang mampu mencipta, menyimpan,
memindahkan, dan mencapai kembali data dan maklumat dalam bentuk teks, grafik,
animasi, dan sistem audio.” Jeffcoate (1995) mendifinisikan Sistem Maklumat
Multimedia sebagai suatu sistem yang menggunakan pelbagai kaedah berkomunikasi
(atau media). Menurut Phelps (1995) pula, multimedia adalah kombinasi teks,
video, suara, dan animasi dalam sesebuah perisian komputer yang interaktif.
Schurman (1995) mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi grafik, animasi,
teks, video, dan bunyi dalam satu perisian yang direka bentuk yang mementingkan
interaksi antara pengguna dan komputer.
Menurut Collin, Simon (1995),
“….Multimedia merupakan sebuah persembahan, permainan atau aplikasi yang
menggabungkan beberapa media yang berlainan. Sebuah komputer yang boleh menggunakan
klip video, rakaman suara, image, animasi, dan teks serta pula boleh
mengendalikan piranti-peranti seperti perakam video, pemain cakra video, pemacu
CD-ROM, synthesizer dan juga kamera video. Multimedia dapat diartikan sebagai
penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan
informasi dalam bentuk text, audio, grafik, animasi, dan video. Beberapa
definisi menurut beberapa ahli: Kombinasi dari komputer dan video (Rosch,
1996), Kombinasi dari tiga elemen: suara, gambar, dan teks (McComick,1996),
Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat
berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban
dan kawan-kawan, 2002). Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan
interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video
(Robindan Linda, 2001).
Multimedia dalam konteks komputer menurut
Hofstetter 2001 adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan
teks, grafik, audio, video dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Menurut Haffos (Feldman 1994)
multimedia adalah sebagai suatu sistem komputer yang terdiri dari perkakasan
dan perisian yang memberikan kemudahan untuk membolehkan gambar, video,
fotografi, grafik dan animasi, dipadukan dengan suara, teks data yang
dikendalikan dengan program komputer. Sedangkan Jayant, Ackland, Lawarence dan
Rabiner (Info tech 1995) menyatakan bahwa mulimedia adalah asas teknologi
komunikasi modern yang meliputi suara, teks, imej, video, dan data. Jadi lebih
singkatnya bisa dikatakan bahwa multimedia merupakan tehnik baru dalam bidang
computer yang menggabungkan lebih dari satu media dalam suatu bentuk komunikasi
yang meliputi teks, suara, grafik, animasi, dan video kedalam system computer.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang
terdiri dari teks, grafis, gambar, foto,audio, video dan animasi secara
terintegrasi.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori,
yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah
suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh penguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan),
contohnya: TV dan film.Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Contoh multimedia interaktif adalah multimedia pembelajaran interaktif,
aplikasi game, dll. Konsep teknologi multimedia (TM) bukan sekadar penggunaan
media secara majemuk untuk pencapaian kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian
perlunya integrasi berbagai jenis media yang digunakan dalam suatu penyajian
yang tersusun secara baik (sistemik dan sistematik).
Masing-masing media dalam teknologi
multimedia ini dirancang untuk saling melengkapi sehingga secara keseluruhan
media yang digunakan akan menjadi lebih besar peranannya dari pada sekedar
penjumlahan dari masing-masing media. Dengan demikian teknologi multimedia yang
dimaksud dalam tulisan ini tidak semata-mata penggunaan berbagai media secara
bersamaan, namun mensyaratkan atau identik dengan teknologi multimedia yang
berbasis komputer, interaktif dan pembelajaran mandiri. Dengan teknologi
multimedia yang berbasis komputer juga terkandung sifat interaktif antara siswa
dengan media secara individual. Maka konsep teknologi multimedia selalu
berkonotasi atau identik dengan media pembelajaran yang berbasis komputer,
interaktif, dan mandiri.
Bentuk-bentuk teknologi multimedia yang
banyak digunakan di kelas/sekolah adalah kombinasi multimedia dalam bentuk satu
kit (perangkat) yang disatukan. Satu perangkat (kit) multimedia adalah gabungan
bahan-bahan pembelajaran yang meliputi lebih dari satu jenis media dan disusun
atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) ini
dapat mencakup slide, film, suara, gambar diam, grafik, peta, buku, chart, dan
lain-lain menjadi satu model. Misalnya: CD pembelajaran atau CD interaktif.
Sejumlah karakteristik yang menonjol dari teknologi multimedia diantaranya
adalah: (1) small steps, (2) active responding, dan (3) immediate feedback.(Burke,
dalam Pramono.
Sementara Elida dan Nugroho (2003:111)
yang mengutip Roblyer dan Hanafin mengidentifikasi adanya 12 karakteristik TM
yaitu: (1) dirancang berdasarkan kompetensi/tujuan pembelajaran, (2) dirancang
sesuai dengan karakteristik pebelajar, (3) memaksimalkan interaksi, (4)
bersifat individual,(5) memadukan berbagai jenis media, (6) mendekati pebelajar
secara positif, (7) menyiapkan bermacam-macam umpan balik, (8) cocok dengan
lingkungan pembelajaran, (9) menilai penampilan secara patut, (10) menggunakan
sumbersumber komputer secara maksimal, (11) dirancang berdasarkan prinsip
desain pembelajaran, (12) seluruh program sudah dievaluasi. Dengan melihat
sejumlah karakteristiknya, maka teknologi multimedia memiliki sejumlah manfaat
di antaranya: (1) mengatasi kelemahan pada pembelajaran kelompok maupun
individual, (2) membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit didapatkan di
lingkungan sekolah menjadi lebih konkrit, (3) memungkinkan pengulangan sampai
berkali-kali tanpa rasa malu bagi yang berbuat salah, (4) mendukung
pembelajaran individual, (5) lebih mengenal dan terbiasa dengan komputer, (6)
merupakan media pembelajaran yang efektif, (7) menciptakan pembelajaran yang
“enjoyment” atau “joyful learning”.
C. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran diartikan sebagai proses
penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar, hal ini di
tegaskan oleh Yusufhadi Miarso (1985) dalam bukunya Menyemai Benih-Benih
Teknologi memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Batasan yang sederhana ini memiliki arti yang sangat luas dan mendalam,
mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan
untuk tujuan pembelajaran.
Istilah pembelajaran digunakan untuk
menunjukan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan
yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang
pelaksanaanya terkendali.Perlu ditegaskan bahwa dalam proses pendidikan sering
kali seseorang belajar tanpa sengaja, tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu, dan
tidak selalu terkendalikan baik dalam artian isi, waktu, proses maupun
hasilnya, namun kedua istilah itu –pendidikan dan pembelajaran dipakai secara
bergantian (Yusuf hadi Miarso 2009:4)
D. Penggunaan
Multimedia dalam Pembelajaran
Para pakar pendidikan sering menganjurkan
bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya guru menggunakan media
yang lengkap, sesuai dengan keperluan dan menyentuh berbagai indra. Untuk
memenuhi keperluan itu, maka penggunaan multimedia adalah salah satu alternatif
pilihan yang baik untuk pengajaran dan pembelajaran yang berkesan. Pembelajaran
berbasis multimedia mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan papan tulis
dan kapur. Pembelajaran berbasis multimedia melibatkan hampir semua unsur-unsur
indra. Penggunaan multimedia dapat mempermudah siswa dalam belajar, juga waktu
yang digunakan lebih efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran dengan
menggunakan multimedia akan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dimana
dengan motivasi yang meningkat maka prestasipun akan dapat diraih dengan lebih
optimal.
Penggunaan multimedia dalam pembelajaran
juga akan mengenalkan sedini mungkin pada siswa akan teknologi. Teknologi
multimedia ini, juga dapat digunakan dalam mengembangkan Computer Assisted
Learning (CAL). Computer Assisted Learning (CAL) adalah perangkat lunak
pendidikan yang diakses melalui komputer dan merupakan bentuk pembelajaran yang
menempatkan komputer sebagai “dosen”. Dengan CAL, proses belajar bisa
berlangsung secara individu dan mampu mengadopsi perbedaan individu peserta
didik. Karena pada intinya CAL merupakan media ganda yang terintegrasi yang
dapat menyajikan suatu paket ajar yang berisi komponen visual dan suara secara
bersamaan. CAL juga mempunyai komponen inlelegensi yang membuat program CAL
bersifat interaktif dan mampu memroses data atau memberi jawaban bagi
pengguna.CALbersifat interaktif artinya programnya lebih bermakna diban-dingkan
dengan program pembelajaran yang disajikan lewat media lainnya. CAL juga
menggunakan multimedia yaitu sistem komputer yang menggabungkan audio dan video
untuk menghasilkan aplikasi interaktif dengan menggunakan teks, suara dan
gambar.
Adapun komponen CAL beserta manfaatnya
antara lain:
a. Teks, efektif untuk menyampaikan informasi verbal, merangsang
daya pikir kognitif, memperjelas media lainnya,
b. Audio, efektif
untuk memancing perhatian, menumbuhkan daya imajinasi dan menambah atau
membentuk suasana jadi hidup.
c. Grafis, Foto dan Gambar, efektif untuk mengkonkritkan
sesuatu yang abstrak dan menghilangkan verbalisme pada anak.
d. Video, efektif untuk memperlihatkan peristiwa masa lalu
sesuai kejadian yang sebenarnya, menyajikan peristiwa penting maupun kejadian
langka yang sulit didapat, menampilkan gerakan obyek yang terlalu cepat atau
lambat menjadi normal sehingga dapat dilihat mata.
e. Animasi, efektif untuk menjelaskan suatu proses yang sulit
dilihat mata.
Secara keseluruhan, multimedia terdiri dari tiga level
(Mayer, 2001) yaitu :
a. Level teknis, yaitu multimedia berkaitan dengan alat-alat
teknis ; alat-alat ini dapat diartikan sebagai wahana yang meliputi tanda-tanda
(signs).
b. Level semiotik, yaitu representasi hasil multimedia
seperti teks, gambar, grafik, tabel, dll.
c. Level sensorik, yaitu yang berkaitan dengan saluran sensorik
yang berfungsi untuk menerima tanda (signs).
Dengan memanfaatkan ketiga level di atas
diharapkan guru dapat mengoptimalkan multimedia dan mendapatkan efektifitas
pemanfaatan multimedia pada proses pembelajaran. Adapun pengaruh multimedia
dalam pembelajaran yang menurut Harto Pramono antara lain:
a. Multi Bentuk Representasi
Yang dimaksud dengan multi bentuk representasi adalah
perpaduan antara teks, gambar nyata, atau grafik. Berdasarkan hasil penelitian
tentang pemanfaatan multi bentuk representasi, informasi/materi pengajaran
melalui teks dapat diingat dengan baik jika disertai dengan gambar. Hal ini dijelaskan
dengan dual coding theory (Paivio, 1986). Menurut teori ini, sistem kognitif
manusia terdiri dua sub sistem : sistem verbal dan sistem gambar (visual). Kata
dan kalimat biasanya hanya diproses dalam sistem verbal (kecuali untuk materi
yang bersifat kongkrit), sedangkan gambar diproses melalui sistem gambar maupun
sistem verbal. Jadi dengan adanya gambar dalam teks dapat meningkatkan memori
oleh karena adanya dual coding dalam memori (bandingkan dengan single coding).
Seseorang yang membaca/memahami teks yang disertai gambar,
aktifitas yang dilakukannya yaitu : memilih informasi yang relevan dari teks,
membentuk representasi proporsi berdasarkan teks tersebut, dan kemudian
mengorganisasi informasi verbal yang diperoleh ke dalam mental model verbal.
Demikian juga ia memilih informasi yang relevan dari gambar, lalu membentuk
image, dan mengorganisasi informasi visual yang dipilih ke dalam mental mode
visual. Tahap terakhir adalah menghubungkan ‘model’ yang dibentuk dari teks
dengan model yang dibentuk dari gambar .Model ini kemudian dapat menjelaskan
mengapa gambar dalam teks dapat menunjang memori dan pemahaman peserta didik.
Fitur penting lain dalam multimedia adalah animasi. Berbagai
fungsi animasi antara lain: untuk mengarahkan perhatian peserta diklat pada
aspek penting dari materi yang sedang dipelajari (tetapi awas, animasi dapat
juga mengalihkan perhatian peserta dari topik utama. Oleh karena itu seorang
guru atau fasilitator harus tahu kapan harus menggunakan gambar pada teks dan
kapan tidak menggunakannya. Dan perlur diingat juga bahwa pada dasarnya gambar
sebagai penunjang penjelasan substansi materi yang tertera pada teks. Jadi
jangan sampai porsi gambar melebihi teks yang ada. Juga gambar harus relevan
dan berkaitan dengan narasi pada teks.
b. Animasi
Menurut Reiber (1994) bagian penting lain pada multimedia
adalah animasi. Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian peserta diklat
jika digunakan secara tepat, tetapi sebaliknya anirnasi juga dapat mengalihkan
perhatian dari substansi materi yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru
tidak penting. Animasi dapat membantu proses pelajaran jika peserta didik banyak
akan dapat melakukan proses kognitif jika dibantu dengan animasi, sedangkan
tanpa animasi proses kognitif tidak dapat dilakukan. Berdasarkan penelitian,
peserta didik yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengetahuan rendah
cenderung memerlukan bantuan, salah satunya animasi, untuk menangkap konsep
materi yang disampaikan.
c. Multi Saluran Sensorik
Dengan penggunaan multimedia, peserta didik sangat
dimungkinkan mendapatkan berbagai variasi pemaparan materi. Atau sebaliknya
guru/fasilitator dapat menggunakan berbagai saluran sensorik yang tersedia pada
media tersebut. Dengan penggunaan multi
saluran sensorik, dimungkinkan penggunaan bentuk-bentuk auditif dan visual.
Menurut hasil penelitian, pemerolehan pengetahuan melalui teks yang menggunakan
gambar disertai animasi, hasil belajar peserta akan lebih baik jika teks
disajikan dalam bentuk auditif dari pada visual.
d. Pembelajaran Non Linear
Pembelajaran non linear dimaksudkan sebagai proses
pembelajaran yang tidak hanya mengandalkan materi-materi dari guru/widyaiswara,
tetapi peserta didik hendaknya menambah pengetahuan dan keterampilan dari
berbagai sumber ekstrnal seperti narasumber di lapangan, studi literatur dari
beberapa perpustakaan, situs internet, dan sumber-sumber lain yang relevan dan
menunjang peningkatan diri. Berdasarkan suatu penelitian dikatakan bahwa
tingkat pemahaman dengan sistem pembelajaran non linear merniliki hasil yang
lebih baik dibanding peserta diktat mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan
hanya dari fasilitator. Jadi tugas guru/fasilitator untuk dapat merangsang dan
menciptakan suatu kondisi semangat menambah ilmu para peserta diklat dari
berbagai sumber lain.
e. Interaktivitas
Interaktivitas diartikan sebagai tingkat interaksi dengan
media pembelajaran yang digunakan, yakni multimedia. Karena kelebihan yang
dimiliki multimedia, memungkinkan bagi siapapun (guru/fasilitator dan peserta
diklat) untuk mengeksplor dengan memanfaatkan detail-detail di dalam multimedia
dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Permasalahannya tinggal bagaimana
aktivitas behavioristik terhadap multimedia memberikan dampak positif bagi
kedua belah pihak (guru & peserta).
1. Perangkat-perangkat Multimedia
Pengembangan multimedia yang berkualitas
menghendaki satu tim yang terdiri dari beberapa ahli, seperti: akademisi untuk
menyajikan materi; desainer pembelajaran untuk merancang pendekatan yang akan
dipakai, animator/ahli grafis yang akan merancang visual animasi, bagian
produksi yang menyiapkan audio dan klip video dan programmer. Secara singkat
multimedia memiliki perangkat-perangkat sebagai berikut:
1. CD-ROM atau CD R-W atau DVD-RW atau DVD-ROM yang digunakan
untuk memutar film atau lagu dari lempengan CD atau DVD.Alat ini mutlak
dimiliki bila komputer akan memasang multimedia.
2. Sound Card yaitu kartu elektronik yang digunakan untuk
mengubah energi listrik menjadi energi suara agar suara yang dihasilkan melalui
lempengan CD atau media yang lain dapat dihasilkan melalui speaker.
3. Speaker digunakan untuk mengeluarkan bunyi yang dihasilkan
oleh sound card.
2. Jenis-jenis
Multimedia
Multimedia terdiri dari dua jenis, yaitu
multimedia non-interaktif dan multimedia interaktif. Pada multimedia
non-interaktif, pengguna bertindak pasif dan menyaksikan adegan demi adegan secara
berurutan. Sementara pada multimedia interaktif ditambah satu elemen lagi yaitu
aspek interaktif sehingga pengguna dapat memilih secara aktif adegan yang
diinginkan dan juga dapat bermain dengan simulasi dan permainan yang
disediakan. Bentuk pemanfaatan model-model multimedia interaktif dalam
pembelajaran dapat berupa drill, tutorial, simulation, dan games.
Multimedia memiliki empat komponen
penting. Pertama, harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat
dan yang didengar, yang berinteraksi dengan kita. Kedua, harus ada link yang
menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus ada alat navigasi yang
memandu kita menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung. Keempat,
multimedia menyediakan tempat bagi kita untuk mengumpulkan, memproses dan
mengkomunikasikan informasi dari ide kita sendiri.
3. Format Multimedia
dalam Pembelajaran
Dalam penyajiannya, multimedia pembelajaran
dapat dikelompokkan menjadi beberapa format, antara lain;
a. Tutorial
Materinya dilakukan
secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau
instruktur. Informasi dilakukan dengan teks, gambar, baik diam maupun bergerak.
Selesai penyajian tayangan, diberikan serangkaian pertanyaan untuk dievaluasi
tingkat keberhasilan.
b. Drill dan Practice
Dimaksud untuk
melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau
memperkuat penguasaan suatu konsep.
c. Simulasi
Mencoba menyamai
proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan
pesawat terbang, seolah-olah pengguna melakukan aktivitas menerbangkan pesawat
terbang. Format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang
biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti terjatuhnya pesawat terbang
tersebut.
d. Percobaan atau Eksperimen
Format ini mirip
dengan simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan eksperimen,
seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Diharapkan
pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu
berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
e. Permainan: Permainan yang disajikan tetap mengacu pada
proses pembelajaran dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi
aktivitas belajar sambil bermain. Dalam proses pembelajaran, media memiliki
fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa).
Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan
mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
4. Pentingnya Pembelajaran Multimedia
Materi
yang berhubungan dengan sains adalah materi yang sangat cocok untuk dijelaskan melalui multimedia.
Hal ini berkaitan dengan sifat dari materi sains sendiri yangbanyak berhubungan
dengan penjelasan suatu fenomena, proses, dan hal-hal lain yangdinamis.
Beberapa persepsi guru dan siswa di dalam pemanfaatan multimedia dalampengajaran
sains diberikan oleh Barton (2004) di bawah ini :
1) Membuat yang tidak terlihat
menjadi terlihat.
2) Menghadirkan reaksi yang tak
nampak di dalam laboratorium.
3) Animasi menambah pemahaman.
4) Gambar
menambah pemahaman suatu konsep abstrak.
5)
Memungkinkan visualisasi yang terlalu kecil, terlalu cepat,
terlalu lamban atau terlalu berbahaya.
Perbedaan
yang muncul bila dibandingkan pemanfaatan media yang lain :
1) Memberikan
pengayaan bagi siswa yang mahir.
2) Memberikan support dan motivasi
bagi siswa yang belum mahir.
3) Memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan kemampuannya.
4) Mudah bagi siswa
untuk mengulang-ulang suatu proses.
5) Memungkinkan interaksi yang
lebih luas antara guru-siswa.
Motivasi yang muncul :
1) Menimbulkan antusiasme,
ketertarikan, dan keterlibatan.
2) Mendorong siswa untuk
mendapatkan jawaban atas ketertarikan mereka.
3) Siswa
merasakan suasana menyenangkan (fun).
4) Mendorong siswa untuk tetap
fokus pada materi.
5) Suatu tool pembelajaran untuk
menghadirkan ide-ide yang sukar.
Banyak hal positif dari
pemanfaatan multimedia untuk pengajaran sains.Sekalipun demikian ada hal
penting yang mesti kita antisipasi yakni : munculnya miskonsepsi dan
menurunnya motivasi pada praktikum yang sessungguhnya. Di dalam multimedia animasi dan simulasi hanyalah suatu tiruan dari
keadaan yang sebenarnya. Tiruan ini bagaimanapun juga tidak akan mampu
mendekati keadaan yang sesungguhnya. Keadaan tiruan inilah yang
memunculkan miskonsepsi. Sebagai contoh animasi yang menunjukkan kerja suatu
rangkaian tegangan bolak balik yang dihadirkan dengan gelombang
berbentuk grafik sinus dapat saja menimbulkan miskonsepsi bagi siswa bahwa
elektron bergerak naik turun sperti halnya gerak gelombang
sinus.Melakukan praktikum dengan multimedia dan praktikum sesungguhnya di lab
jelas sangat berbeda. Praktikum dengan multimedia berlangsung dalam kondisi
yang ideal atau kendala-kendala yang ada sengaja dihilangkan. Praktikum
sesungguhnya di lab penuh dengan ketidaksempurnaan dan error.
5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Multimedia
Sebagai komponen dalam system
pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus
memperhatikan karakteristik komponen, seperti: tujuan,materi, strategi, dan
juga evaluasi pembelajaran. Berikut prinsip-prinsip multimedia pembelajaran
menurut Richard E. Mayer (2001):
1)
Prinsip Multimedia (Multimedia Principle)
“People learn
better from words and pictures than from words alone”. Siswa bisa belajar lebih baik
dengan kata-kata dan gambar-gambar dibandingkan dengan hanya kata-kata saja.
Dengan menambahkan ilustrasi pada teks atau menambahkan
animasi pada narasi maka akan membantu siswa lebih mendalami materi atau
penjelasan yang disajikan. Menyajikan penjelasan dengan kata-kata dan gambar-gambar
bisa menghasilkan pembelajaran lebih baik daripada menyajikan dengan kata-kata
saja. Saat kata-kata dan gambar disajikan secara bersamaan siswa mempunyai
kesempatan untuk mengkonstruksi model-model mental verbal danpictorial
dan membangun hubungan diantara keduanya.
2) Prinsip Keterdekatan Ruang (Spatial
Contiguity Principle)
“People learn
better when corresponding words and pictures are presented near rather
than far from each other on the page or screen”. Siswa
bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar yang saling terkait disajikan
saling berdekatan daripada saling berjauhan di halaman atau di layar.Saat kata-kata
dan gambar-gambar terkait saling berdekatan di halaman (dalam buku) atau layar
(dalam komputer) maka siswa tidak harus menggunakan sumber-sumber kognitif
secara visual mencari di halaman atau layar itu. Siswa akan lebih bisa menangkap
dan menyimpan materi bersamaan di dalam memori kerja pada waktuyang sama.
3)
Prinsip Keterdekatan Waktu (Temporal Contiguity Principle)
“People learn better when
corresponding words and pictures are presented simultaneously rather than
successively”. Siswa bisa belajar lebih baik
saat kata-kata dan gambar-gambar yang terkait disajikan secara simultan
(bersamaan) daripada bergantian. Saat bagian narasi dan animasi yang terkait
disajikan dalam waktu bersamaan, akan lebih memungkinkan siswa untuk bisa membentuk
representasi mental atas keduanya dalam memori kerja dalam waktubersamaan. Hal
ini membuat siswa lebih bisa membangun hubungan mental antararepresentasi
verbal dan representasi visual. Jika waktu antara mendengar kalimat dan melihat
animasi relatif pendek, maka siswa masih bisa membangun koneksi antara kata-kata
dan gambar. Jika mendengar keseluruhan narasi yang panjang dan melihat keseluruhan
animasi dalam waktu yang terpisah maka siswa kesulitan membangun koneksi
tersebut.
4)
Prinsip koherensi (Coherence Principle)
“People learn better when extraneous words, pictures, and sounds
are excluded rather than included”. Siswa
bisa belajar lebih baik saat kata-kata, gambar-gambar atau suara-suara ekstra dibuang.
Prinsip koherensi bisa dipecah menjadi tiga versi yang saling melengkapi: (1)
pembelajaran siswa terganggu jika kata-kata dan gambar-gambar menarik
namuntidak relevan ditambahkan ke presentasi multimedia. (2) pembelajaran
siswaterganggu jika terdapat suara dan music yang menarik namun tidak relevan,
(3)pembelajaran siswa akan meningkat jika kata-kata yang tidak diperlukan
disingkirkan.Gambar-gambar dan kata-kata yang menarik tapi tidak relevan bisa
mengalihkan perhatian siswa dari isi materi yang penting dan bisa mengganggu
proses penataan materi. Dalam penyajian materi melalui multimedia siswa
cenderung bisa belajar lebih banyak dan mendalam jika materi disajikan secara
lebih ringkas. Oleh karena memori kerja otak pada manusia itu terbatas
maka harus difokuskan pada materi yangpenting.
5)
Prinsip modalitas (Modality Principle)
“People learn better from graphics and narration than from
animation and on-screentext”. Siswa bisa belajar lebih baik
pada animasi dan narasi daripada animasi dan teks pada layar. Jika gambar dan
kata-kata bersama-sama disajikan secara visual (yakni sebagai animasi dan teks)
maka saluran visual/pictorial yang bekerja ekstra sedangkan saluran lain
(verbal) tidak berfungsi. Jika kata-kata disajikan secara auditory maka kedua saluran
akan berfungsi.
6)
Prinsip Redundansi (Reduddancy Principle)
“People learn better from graphics and narration than from
graphics, narration, and on-screen text”. Siswa bisa belajar lebih baik
dari animasi dan narasi daripada dari animasi, narasi, dan teks pada layar.
Jika kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara visual maka saluran visual
akan kelebihan beban. Jika animasi berisi narasi yang padat, maka sebaiknya tidak
menambahkan teks yang hanya mengulang kata-kata dari narasi.Keterbatasan
kapasitas memori kerja menghalangi individu untuk memproses banyak elemen
informasi secara langsung. Informasi akan terserap secara lebih baik bila format
desain pesannya tidak membebani perhatian mereka karena sumber-sumber ganda yang saling memasok informasi.
7) Prinsip Sinyal (Signaling Principle)
“People learn better when cues that highlight the organization of
the essentialmaterial are added ”. Siswa
belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan yang
relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan warna, animasi,dan
lain-lain untuk menunjukkan penekanan, highlight atau pusat perhatian
(focus of interest). Kombinasi
penggunaan media yang relevan sangat penting sebagai pembantu dalam
proses pembelajaran.
8) Prinsip Personalisasi (Personalization Principle)
“People learn better from multimedia lessons
when words are in conversational stylerather than formal style”. Siswa orang belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang
bersifat komunikatif (conversational) daripada kalimat yang lebih bersifat
formal. Terdapat lima tahap dalam merancang multimedia pembelajaran yaitu
memilih kata-kata yang relevan dengan teks atau narasi yang tersaji, memilih
gambar-gambar yang relevan dengan illustrasi yang tersaji, mengatur kata-kata
yang terpilih tersebut ke dalam representasi verbal yang koheren, mengatur
gambar-gambar yang terpilih tersebut ke dalam representasi visual yang koheren,
dan memadukan representasi verbal dan representasi visual
tersebut dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya.
9) Prinsip Perbedaan Individual (Individual
Differences Principle)
“Design effects are stronger for low-knowledge learners than for high-knowledge
learners”. Pengaruh desain lebih kuat terhadap
siswa berpengetahuan rendah daripadaberpengetahuan tinggi, dan terhadap siswa
berkemampuan spasial tinggi daripadaberspasial rendah. Siswa yang berpengetahuan
lebih tinggi bisa menggunakan pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya untuk mengkompensasi atas kurangnya petunjuk dalam
presentasi. Siswa yang berpengetahuan rendah kurang bisa melakukan pemrosesan
kognitif yang berguna saat presentasinya kurang petunjuk. Siswa yang memiliki
kemampuan spasial yang tinggi memiliki kapasitas kognitif untuk secara mental
memadukan reprentasi verbal dan visual dari presentasi multimedia yang
ada.Siswa yang berspasial rendah harus mengerahkan kapasitas kognitif yang
begitu banyak untuk memahami apa yang disajikan.
10)
Prinsip Suara (Voice Principle)
“People
learn better when words are spoken in a standard-accented human voicethan in a machine voice or foreign-accented human voice”. Siswa belajar lebih baik ketika
kata-kata yang diucapkan dengan suara standar beraksen manusia dibandingkan
dengan suara mesin atau asing beraksen suara manusia.
11) Prinsip Gambar (Image Principle)
“ People
do not necessarily learn better from
a multimedia lesson when the speaker’simage is added to the
screen”. Siswa tidak perlu
belajar lebih baik dari pelajaran multimedia bila gambar pembicara ditambahkan
ke layar.
12) Prinsip Pra-pelatihan (Pre-training Principle)
“People
learn better from a multimedia lesson when they know the names
and characteristics of the main concepts”. Siswa belajar lebih baik dari pelajaran multimedia bila mereka
tahu nama-nama dankarakteristik konsep utama.
E. Pemilihan Media Pembelajaran
Perubahan global dalam
perkembangan pengetahuan dan teknologi, terutama yang berhubungan dengan sistem pendidikan di sekolah menuntut adanya
perubahan sikap gurud alam melaksanakan pembelajaran di kelas. Sejak
tahun 1930 berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kebermanfaatan
penggunaan media untuk keperluan pembelajaran. Penelitian ini diawali dengan
evaluasi media untuk melihat apakah suatu media dapat dipergunakan untuk
pembelajaran. Penelitian ini berasumsi bahwa media sebagai stimulus dapat
mengubah perilaku. Akan tetapi hasil penelitian itu dianggap kurang dapat
diandalkan karena hasilnya menunjukkan bahwa semua media dapat dipergunakan untuk
pembelajaran.
Oleh karena itu
penelitian-penelitian berikutnya beralih ke penelitian perbandingan media untuk
pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakahsuatu media lebih
baik daripada media lain. Misalnya, apakah gambar diam lebih baik daripada
gambar hidup (film) atau apakah media audio lebih baik dari pada media visual.Hasil
penelitian-penelitian itu ternyata tidak konsisten dan sulit dapat dipercaya.
Kemudian penelitian beralih lagi ke media itu sendiri untuk mengetahui
keunggulan suatu media dalam menyampaikan bahan pembelajaran. Hasil penelitian
terakhir ini juga tampaknya kurang memuaskan (Sutjiono, 2005:76-81).
Selanjutnya Sutjiono (2005:81)
menjelaskan bahwa dari berbagai jenis penelitian terdahulu yang telah diuraikan
di atas, diketahui bahwa pada hakikatnya bukan media itu sendiri yang
menentukan hasil belajar. Ternyata keberhasilan menggunakan media dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada(1) isi pesan,(2)
cara menjelaskan pesan, dan(3) karakteristik penerima pesan. Dengan demikian
dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga faktor tersebut.
Tidak berarti bahwa semakin canggih media yang digunakan akan semakin tinggi
hasil belajar atau sebaliknya. Untuk tujuan pembelajaran tertentu dapat saja penggunaan
papan tulis lebih efektif dan lebih efesien daripada penggunaan LCD, apabila bahan
ajarnya dikemas dengan tepat serta disajikan kepada siswa yang tepat
pula.Asyhar (2011:80) menjelaskan tujuan dari pemilihan media adalah agar media
yangd igunakan tepat sasaran dan sesuai dengan keperluan, sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi yang baik antara
peserta didik dengan media yang digunakan. Banyaknya ragam media yang
tersedia, mengharuskan para guru perlu memilih media yang akan digunakan.
Ini penting karena setiap media memiliki kelemahan dan kekurangan masing-masing.
Media yang tidak tepat sasaran tidak akan memberikan hasil yang memuaskan,
bahkan mungkin sebaliknya. Jadi, pemilihan media pembelajaran itu dimaksudkan
agar guru dapat menentukan media
yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
1.
Jenis Pemilihan Media Pembelajaran dan Kriteria
Media Pembelajaran
Menurut Anderson (dalam Asyhar, 2011:80), dilihat dari
mekanismenya model pemilihan media dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Pemilihan tertutup
Merupakan proses pemilihan yang dilakukan dari atas (Dinas
Pendidikan). Dalam hal ini sekolah hanya terima jadi keputusan yang sudah
diambil oleh dinas pendidikan. Sekolah tidak punya alternatif lain kecuali
menerima dan menggunakannya. Dalam
kondisi seperti ini, yang bisa dilakukan guru hanyalah memilih
topik/pokok bahasan yang cocok untuk
dimediakan pada jenis media yang tersedia.
b. Pemilihan terbukaMerupakan
model pemilihan media kebalikan dari cara tertutup, yaitu pemilihan yang bersifat
“bottom up”. Artinya guru atau sekolah bebas memilih dan mengusulkan jenis media apa saja yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran di sekolah masing-masing. Dalam hal ini para guru
dituntut kemampuan dan keterampilannya untuk melakukan proses pemilihan. Asyhar
(2011:81) menjelaskan bahwa memilih media hendaknya dilakukan secara cermat dan
pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut didasarkan atas
kriteria-kriteria tertentu. Kriteria media pembelajaran yang baik yang perlu
diperhatikan dalam proses pemilihan media sebagai berikut (1) Jelas dan rapi,
(2) Bersih dan menarik, (3) Cocok dengan sasaran, (4) Relevan dengan topik
yang diajarkan, (5) Sesuai dengan tujuan pembelajaran, (6) Praktis, luwes, dan
tahan, (7) Berkualitas baik, (8) Ukurannya sesuai dengan lingkungan belajar.
2. Prinsip Pemilihan Media
Secara operasional ada sejumlah
pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat, Asyhar (2011:82)
memberikan secara umum prinsip pemilihan media sebagaiberikut:
a. Kesesuaian
media yang dipilih harus sesuai
dengan tujuan pembelajaran, karakteristik pesertadidik dan materi yang
dipelajari, serta metode atau pengalaman belajar yang diberikankepada
peserta didik. Yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa tidak ada
satumediapun yang bisa dan cocok untuk semua materi pelajaran dan karakteristik
pesertadidik.
b. Kejelasan sajian beberapa jenis
media dan sumber belajar dirancang hanya mempertimbangkan ruang lingkup
materi pembelajaran, tanpa memperhatikan tingkat kesulitan penyajiannya sama
sekali. Ambil contoh, beberapa buku teks yang dipakai di sekolah-sekolah menggunakan
kalimat-kalimat panjang dan istilah-istilah baru yang mungkin belum pernah
dikenal oleh siswa yang duduk di kelas rendah.
c. Kemudahan
akses
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh
murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan
terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan
teleponnya? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid
diizinkan untuk menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan
hanya kepala sekolah saja yang boleh
menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid. Bahkan murid
lebih penting untuk memperoleh akses.
d. Keterjangkauan
biaya juga harus menjadi bahan
pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media
pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun biaya itu harus kita hitung
dengan aspek manfaat. Sebab semakin banyak yangmenggunakan, maka unit cost
dari sebuah media akan semakin menurun.
e. Ketersediaan.
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita
perlu memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan
mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual
untuk di kelas, perlu kita pertimbangkan,apakah ada aliran listriknya, apakah
voltase listriknya cukup dan sesuai, bagaimanacara
mengoperasikannya?
f. Kualitas dalam pemilihan media
pembelajaran. Kualitas media hendaklah
diperhatikan, sebaiknya, dipilih media yang berkualitas tinggi. Misalnya
apabila kita memerlukan video atau televisi, maka bentuk tulisan atau bentuk
visual lainnya dapat dilihat dengan jelas, spesifikasi gambar, dan suara harus
jelas.
g. Ada alternatif dalam pemilihan
media, salah satu prinsip yang juga penting diperhatikan adalah bahwa guru
tidak tergantung hanya pada media tertentu saja. Artinya, andaikata media yang
diharapkan tidk diperoleh dengan alasan tidak tersedia atau
sulit dijangkau,maka gunakan media alternatif.
h. Interaktivitas, media yang baik adalah yang dapat memunculkan
komunikasi dua arah. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan
oleh guru tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran tersebut.
i. Organisasi.
Pertimbangan yang juga penting
adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau pimpinan
yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia
sarana yang disebut pusat sumberbelajar?
j. Kebaruan.
Kebaruan dari media yang akan
dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab media yang lebih baru biasanya
lebih baik dan lebih menarik bagi murid. Dari beberapa pertimbangan di atas,
yang terpenting adalah adanya perubahan sikap guru agar mau memanfaatkan
dan mengembangkan media pembelajaran yang “mudah dan murah”, dengan
memanfaatkan sumberdaya yang ada di lingkungan sekitarnya serta memunculkan ide
dan kreativitas yang dimilikinya.
k. Berorientasi siswa. Pemilihan
media pembelajaran harus berorientasi pada siswa, artinya perlu dipertimbangkan
keuntungan dan kemudahan apa yang akan diperoleh siswa dengan media tersebut.
F. Kesimpulan
Multimedia adalah suatu teknik yang
digunakan untuk menggabungkan data, teks, gambar, grafik, animasi, bunyi, dan
video yang memanfaatkan tools serta links untuk bernavigasi, komunikasi, serta
berinteraksi dengan media tersebut secara terintegrasi. Secara umum manfaat
yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih
interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan di mana dan kapan
saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan.
Manfaat multimedia dalam pembelajaran antara
lain adalah : (1) memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata, seperti kuman, bakteri, elektron dll, (2) memperkecil benda yang sangat
besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung,
dll, (3) menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung
cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin,
beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga dll. (4) menyajikan benda atau
peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dll, (5) menyajikan benda
atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun,
dll, (6) meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori
yaitu : multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia memudahkan pembelajaran yang
berpusatkan pada siswa karena siswa diberi kebebasan memilih bahan pembelajaran
sendiri dan belajar pada kadar yang sesuai dengan diri sendiri. Multimedia dapat digunakan untuk membantu
pembelajar membentuk “model mental” yang akan memudahkannya memahami suatu
konsep. Pemanfaatan multimedia dapat membangkitkan motivasi belajar para
pembelajar, karena adanya multimedia membuat presentasi pembelajaran menjadi
lebih menarik. Multimedia mempunyai
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain yaitu multimedia menyediakan
proses interaktif dan memberikan kemudahan timbal balik, artinya multimedia
memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan topik proses belajar
dan multimedia memberikan kemudahan kontrol yang sistematik dalam proses
belajar.
Pemilihan dan penggunaan
multimedia pembelajaran harus memperhatikankarakteristik komponen, seperti :
tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran.Prinsip-prinsip
multimedia pembelajaran meliputi prinsip multimedia, keterdekatan
ruang,keterdekatan waktu, koherensi, modalitas, redundasi, perbedaan individual,
kesinambunganspasial, kesinambungan waktu, interaktivitas, sinyal, dan
personalisasi.Dilihat dari mekanismenya model pemilihan media dibagi menjadi
dua macam yaituPemilihan Tertutup yang merupakan proses pemilihan yang
dilakukan dari atas (DinasPendidikan). Dalam hal ini sekolah hanya terima jadi
keputusan yang sudah diambil olehdinas pendidikan dan Pemilihan Terbuka yang
merupakan model pemilihan media yang bersifat “bottom up” artinya
guru atau sekolah bebas memilih dan mengusulkan jenis media apa saja yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran disekolah masing-masing. Dalam hal ini para guru dituntut kemampuan dan keterampilannya
untuk melakukan prosespemilihan.
Dengan menggunakan
multimediainformasi dari guru dapat tersampaikan dengan cara yang lebih
bermakna kepada peserta didik. Sebagai komponen dalam sistem pembelajaran,
pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan
karakteristik mengembangkan multimedia pembelajaran.Oleh karena itu, guru
hendaknya memperhatikan pengaplikasian multimedia yang sesuai dengan
karakteristik siswanya dalam mencapai tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
AECT. 1977. The Definition of Educational Technology, Washington DC: AECT,
(Edisi Bahasa Indonsia dengan judul : Definisi Teknologi Pendidikan, Seri
Pustaka Teknologi Pendidikan No. 7, 1994). Jakarta: PAU-UT & PT Rajawali.
Asyhar, R. 2011. Kreatif
Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.
Arsyad,
Azhar. 2006. Media Pembelajaran.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Brown, James W., Richard
B. Lewis, Fred F. Harcleroad, AV. 1977. Intruction
: Technology, Media, and Methods, New York : Mc Graw-Hill Book Company.
Criswell, Eleanor L. 1989. The Design Of Computer-Based Instruction. New York: Macmillan
Publishing Company.
Danim,
Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas
(2006). Permendiknas no.22 tentang:
Standar Isi.
Elida, T. & W. Nugroho (2003). Haggett, Peter (1972). Geography: A modern synthesis. New York: Harper and Row.
Harjanto.
(2002). Perencanaan pengajaran. Jakarta
: Rineka cipta.
Jurnal Pendidikan Penabur-No.04
/ Th.IV / Juli 2005. Pendayagunaan Media
Pembelajaran.
Sudjana,
Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Trini
Prastati dan Prasetya Irawan. 2001. Media sederhana.Jakarta: PAU-PPAI.
0 komentar:
Posting Komentar